Blog Kapten Ireng Pindah Alamat

Setelah 1 tahunan ini Kapten Ireng inggih meniko kulo piyambak aktif ngeblog di blogspot.com, kali ini aku ingin menyegarkan pikiran dulu dengan berpindah akun blog, dari blogspot ke wordpress.com, so kalian bisa link di kaptenireng.wordpress.com. Yoyoi, mulai sekarang aku ngeblog dengan alamat baru itu. “Wah dasar pengkhianat!!” Weits, jangan emosi dulu, ya namanya juga mencoba sesuatu yg baru, gada salahnya juga kan, toh ini juga masih sama aktifitasnya, ngeblog juga. Biar ga monoton juga, so perlu berubah biar seger lagi kan.

Sebenernya emang berat juga sih untuk berpindah :(. Yak setidaknya untuk sementara ini aku pindah dulu ke akun tetangga itu.

Namanya juga masih anak baru di wordpress jadi ya masih kagok dan masih dalam proses belajar, mohon dukungan dan bantuannya ya cui. But, over all, aku ga bakal ngelupain akun lama ku, blogspot.com, yg bener2 udah menjadi media pencurah segala gundah dan sukacita pikiran dan perasaanku. Membantu untuk semuanya dah pokoknya. So, ya kadang2 aku juga mampir2 lagi di blogspot. Karena emang ga mati total kok blog yg udah jadi sesepuh blog terbaruku ini.

Semoga dengan pindanya ini bisa lebih mengakrabkan antara kamu dan aku (beuhh) dan kalian bisa makin sering baca blog ini. “Weh, bosen aku baca blogmu”. “Brisik”. Baiklah sekian informasi dari saya, semoga bermanfaat, trimakasih.
“Bermanfaat opo? Emang e sego??”

“Weh siapa ni yg ribut2??”
“Ngopo? Ra etuk po??”
“Weh ngajak gelut ki!!”
“BaB*$%@crott %&** crott”

dan akhirnya terjadilah pertengkaran itu..

Petualangan Si Gundul

Petualangan Si Gundul kali ini akan menyusuri Kota Pati dan Kudus. Kali ini Si Gundul ditemani 2 orang temannya. Lho kok Si Gundul Om?? Oiya aku teringat dengan kisah petualangan Si Gundul di Trans 7. Emang sih petualangannya dihutan dan liar gitu, tapi petualanganku dan 2 temanku ini juga ga kalah liar dan nekad walaupun di kota bukan di hutan. So inilah petualangan si Gundul dan 2 Bolang yang siap backpackeran.

Asal mula, sebenarnya ini adalah lanjutan dari Para Pencari Kerja dan kali ini Kudus dan Pati adalah next destinationnya. Bersama 2 Para Pencari Kerja, aku dan Baus serta bodyguard, Eno Netral alias Yoga Huoh. Kita berangkat pagi dari rumah Baus menuju shelter TransJogja di JEC dengan jalan kaki. Lumayan kepanasan dan kringetan. Ternyata menunggu bus sampai Terminal Jombor memakan waktu 1 jam. Rencana berangkat pagi gagal karena bus baru sampai Terminal Jombor jam 11 siang, so kita berangkat siang. Disana terjadi negosiasi antara kita bertiga. Yoga yg bermodalkan 100 ribu akhirnya setuju untuk naik bus patas, tapi kita sepakat untuk pulang ke Jogja naik ekonomi biar pengeluaran ga terlalu banyak.

Perjalanan pun berlangsung, dengan AC bus yg dingin akhirnya membuat kita bertiga kelaparan. Untungnya ada sebuah roti yg lumayan mengganjal perut kita bertiga yg kelaparan. Tapi ga bertahan lama, so kita putusin untuk makan siang di terminal Semarang nanti.

Setelah mengalami badai kelaparan dan tertolong oleh roti sobek, kita sampai di check point 1, Terminal Semarang untuk ganti bus menuju Pati. Kali ini kita akan singgah dirumah Panji Tapen. Panji Si Peta pun berpesan utk naik bus jurusan Surabaya dan turun di Alun-alun Juwana, dengan tarif 10 ribu, murah lah. Akhirnya kita makan sebentar sebelum melanjutkan perjalanan. Kali ini kita juga sepakat memesan bakso, karena kita sempat ngeces2 membayangkan makan bakso di bus yg dingin tadi. Tapi sepertinya bukan bakso asli yg kita dapat, melainkan mi instan rebus dengan tambahan 3 butir bakso, mana mahal lagi. Ah gapapa lah, laper gini, santap aja.

Datang juga orang Papua yg lancar dg kondisi Jawa. "Mas2 mau kemana? Sini om temenin nyari busnya. Surabaya apa Papua ada disini mas." Yah itulah orang Papua yg menawarkan diri mencarikan bus untuk kami, tapi kami tolak. Akhirnya orang Papua yg menyebut dirinya Om itu mencari korban lain dengan logat Papuanya.

Perjalanan pun berlanjut, kami menaiki bus yg dimaksud Panji. Ternyata bus itu ber AC juga. Sebenarnya kita udah berfirasat, kok bus AC Semarang-Pati Cuma 10ribu ya? Dan ternyata firasat itu benar, ternyata tarifnya adalah 30ribu, kampret. Wah kita salah bus apa Si Panji menipu kita nih. Akhirnya rencana biaya murah pun batal, si Yoga tambah uring2an. Ternyata Panji ga ngasih tau kita kalau nama bus yg dimaksud ada yg level ekonomi dan patas. Wah kacau ni, yaudahlah kita nikmatin saja bus ini. Akhirnya kami menguasai bus itu dengan 1 orang duduk di 2 kursi, dan dibuat menyandar.

2jam berlalu akhirnya kita sampai di Alun-alun Juwana. Dijemput Panji dengan 2 sepeda motornya kita pun menuju rumahnya yg memakan waktu setengah jam dan melewati kegelapan malam. Weits, ada yg lupa, kita menyantap Nasi Gandul Pati dulu sebelum ke rumah Panji.

Dan tibalah kita di rumah Panji yg katanya di pohon rumah tetangganya ada Genderuwonya. Hmm, aku pikir Genderuwo nya ya Panji itu.

Kita hanya singgah semalam di rumah Panji, malam itu kita belajar buat tes besok, kebetulan aku dan Baus ada tes interview. Dengan dibantu oleh Yoga dan Panji kita kembali mengorek latihan program seperti waktu kuiah. Dan malam pun ditutup dengan main kartu, setidaknya ini menjadi kebiasaan ketika besok ada tes kerja, tapi sepertinya ga perlu di contoh ya anak2.

Pagi pun datang, aku dan Baus musti berangkat ke Kudus untuk menjalani tes, sedangkan Yoga yg notabene sebagai bodyguard tetap stay di rumah Panji sementara sampai kita selesai, dia menyusul ke Kudus untuk pulang ke Jogja. Akhirnya setelah menemui kemacetan selama perjalanan menggunakan bus ekonomi menuju Terminal Kudus, 1 jam kemudian kita sampai di Terminal dengan kondisi yg berkeringat karena kepanasan di dalam bus. Kami pun berjalan menuju tempat tes, kerena kata Panji tempat tesnya deket dari terminal. Perusahaan ini kebetulan memiliki beberapa unit kerja yg berbeda2, namun berlokasi yg ga terlalu jauh. Sompret deket gimana? Ternyata lumayan bikin capek juga Njik kalo jalan, fuh, badan pun tambah berkeringat, ditambah tasku yg super berat menambah perjalanan semakin jauh.

Jam 9 kurang pun kita telah samapi di lokasi tes, dan memasukin ruang tes yg ber AC cukup menyegarkan, tapi tunggu sebentar..

Baus: "Yop aku dapat telpon dari ibu yg minta wawancara.
"
Aku: "Piye Us?"
Baus: "Ternyata kita salah tempat.."

Wealah, kita dah di dalam ruangan untuk mengisi formulir, ternyata kita salah tempat ujian. Wah Panji ki lagi2 informasinya salah lagi, kita dikerjain Panji po yo. Akhirnya berjalan lagi menuju lokasi sebenarnya yg lumayan bikin tambah berkeringat lagi. Setelah interview selesai ternyata ada tes tambahan siangnya, dan lebih parahnya tesnya di lokasi pertama, so kita balik lagi kesana dengan jalan kaki lagi, fuhh..

Sore pun datang akhirnya kita selesai dan bersiap menuju Terminal Kudus untuk menuju Semarang dan lanjut ke Jogja. Kita buru2 soalnya Bus Jogja yg dari Semarang Cuma sampai jam 5 sore. Lagi2 kita berjalan. Yoga pun kita kabarin untuk segera menyusul ke Terminal biar bareng pulang Jogjanya. Sekarang kita punya 1 misi “Naik Bus Ekonomi”.

Weits ternyata Yoga dan Panji yg gak ikut tes, menikmati masa2 tersiksanya aku dan Baus dengan keliling Pati dan Rembang, trus maen ke laut dan pantai disana. Wah berbanding terbalik dgn keadaan 2 Para Pencari Kerja ini.

Karena kita telat, bus ke Jogja ternyata udah ga lewat, so solusinya kita naik bus arah Solo dan nantinya berganti bus lagi menuju Jogja. Dan untuk kesekian kalinya kita salah bus lagi, bukan ekonomi tapi malah patas lagi. Duh, uangnya habis2an, gara2 mbak2 yg mau naek bus arah Solo yang mengajak naik bus itu juga, kirain bus ekonomi, ternyata patas. Damn..
Sesampai Jogja sudah pukul 11 malam, fuhh, akhirnya kita berjalan kaki lagi untuk menuju rumah Baus. Dan tau gak?? Kita udah menggalakkan Gerakkan 10.000 langkah. Capek banget tau, fuh, seharian penuh dengan jalan kaki.

Yups itu dia cerita backpakeran si Gundul bersama 2 Bolang. Dan di tutup dengan badan pegal2 karena terus2an berjalan. Yasudahlah, semoga hasil interview dan tes kerja tadi bisa maksimal. Sekian dari om.. Om mau pamit dulu.. Wassalam.

Jakarta? Nooo..

Akhirnya.. Setelah menunggu lebih dari 1 minggu, aku diberi kesempatan lagi buat ngeblog. Tapi kali ini bukan karena laten twitter apalagi laten korupsi yg bikin aku ga ngeblog, tapi karena nyari kerja :). Apa yg terjadi ya selama seminggu ini? Yg pasti PR ku buat ngeblog jadi banyak nih.
Aku akan menceritakan satu persatu kejadian selama seminggu ini. Dimulai dari perjalanan sendiriku menuju ibukota untuk mencari kerja. Itulah kali pertamaku untuk mencari kerja di luar kota dengan sendiri, tanpa ada yg menemani (oowh, kasian). Sebenarnya berat untuk menuju kesana sendirian, apalagi ke Jakarta, kota yg penuh dg orang dan juga kekerasan segala cara, tapi yaudahlah kita kan niatnya baik, so maju teruss.

Dengan menaiki kereta bisnis, Senja Utama Solo dari Stasiun Tugu Jogja, aku berangkat Kamis malam dengan membawa 2 tas, satu tas berisi baju dll, dan tas satunya berisi ijasah serta buku2. Meskipun sendirian, aku duduk bersama dengan 1 keluarga dari Solo yg mau menuju Jakarta juga, jadi ada yg bisa diajak ngobrol. Kebetulan keluarga itu mau menghadiri pentas seni saudaranya di Taman Ismail Marjuki besoknya. Dasar emang nasibku sedang baik atau gimana, keluarga ini juga menawari aku makan, akhirnya sebungkus nasi ayam yg dibeli dari pedagang keliling pun kami santap bersama2, hehe. Ga cuma itu aja, sang ibu juga mendoakan ku supaya ketrima kerja pada tes di Jakarta nanti. Wah baik banget, amin.. amin..

Malam pun tiba, suara2 pedagang yg promo produknya makin kenceng serasa pake toa, hingga akhirnya aku tertidur dan terbangun setelah Subuh, Jakarta telah dekat. Akhirnya aku dan keluarga super baik itu pun berpisah sesampainya di Stasiun Senen dengan saling mendoakan keselamatan bersama.

Weits, siapa bilang aku sendirian ke Jakarta? Eh tadi aku yg bilang ya. Iya sih, perjalananku dan tujuanku ke Jakarta emang sendirian, tapi temanku disana telah menyambutku utk menampung tempat tinggal dan tentunya menjemputku di stasiun. Kita sambut, Panjik Tapen.. Panji lah orang itu yg bakal aku ajak berpetualang di Jakarta. Panji udah lebih dulu ke Jakarta utk mengikuti pemberkasan setelah dia ketrima kerja satu badan dengan Gayus (Ojo koyo Gayus lho Njik). So, karena Panji masih pemberkasan, dia juga numpang di kos temennya, dan statusku nanti menjadi numpang di kos temennya temenku, ribet kan.

Dan inilah perjalan kita dimulai…

KOTA LIAR

Sejak pertama menginjakkan dan tinggal di Jakarta, rasanya julukan itu pantas diberikan untuk ibukota. Why?? Inilah beberapa alasannya. Begitu aku dijemput Panji di stasiun, aku langsung disambut oleh kelakuan 2 ekor kucing liar yg berkejar2an sampai menaiki pohon. Dan kami berdua pun makan di warteg stasiun sebelum aku mengambil kartu tes, dan lagi2 kucing disana ‘mengintil’ di bawah kursiku dan Panji. Seolah-olah siap melompat meja untuk mengambil ikan, lauk kami. Lebih liarnya lagi, saat aku mencoba mengusirnya dengan menendang, eh kaki kucing itu membalas dengan hendak mencakarnya. Kami pun jadi syok dan nafsu makan pun hilang, hingga kami memutuskan utk menyudahi makan meski belum habis gara2 parno sama kucing tadi. Liar benar kucing2 disini.

Keliaran kedua, pengndara motor disini ga ada yg mau ngalah, semuanya serba ngebut dan ngebut. Ya mungkin karena di daerah Jakarta Pusat kali ya, sampai2 bus pun hendak menabrak pengendara motor karena saking liarnya. Benar2 pengendara yg liar.

Keliaran ketiga, aku sempet kaget, begitu juga Panji ketika sesosok manusia berulah di belakangku, dan baru ku sadari makhluk itu adalah orang gila. Dengan menggenggam sesuatu barang di tangannya, orang gila ini langsung lari dan melempar sopir angkot yg sedang mengemudi di terminal. Sangat liar sekali orang gila disini, tentu dengan lemparan liarnya.

Keliaran keempat, kucing selalu ditemui disini dengan luka2 di wajahnya, mungkin karena liar dan kerasnya kota ini sehingga kucing sampai harus berebut jatah tempat. Ga cuma kucing, tikus disini pun gada takutnya sama kucing bahkan manusia, mulai dari tikus got sampai tikus kecil yg slalu mampir di kamar Zuki, teman Panji yg sekaligus pemilik kamar kos yg kita singgahi.

Keliaran kelima dan kesekian, inilah yg paling parah, yaitu kejahatan. Kita musti waspada kalo disini, kapanpun itu kejahatan slalu ada. Bayangin aja, kereta apiku udah kena lemparan batu beberapa kali selama perjalanan, bahkan penumpang didepanku mukanya sampai terluka dan berdarah.

Sampai satu ketika aku, Panji dan Sahid (teman Panji yg juga sedang liburan ke Jakarta), memutuskan utk naik bus Kopaja untuk pulang karena capek naik Trans Jakarta yg kebanykan jalan di lorong dan muter2. Dan selama di dalam bus sampai tempat tujuan, rasanya aku dan Panji seperti tertekan dgn keadaa kota ini. Bagitu masuk kopaja, datanglah gerombolan yg aku kira pengamen, namun ternyata itu adalah orang2 yg meminta2 uang dgn cara yg ga wajar. Setelah berorasi dgn menakut-nakuti, dan beratraksi dengan silet (tentu untuk menakut2i juga), gerombolan ini minta uang secara terang2an. Dengan alibi untuk makan, tapi aku yakin mereka benar2 melakukan tindak kekerasan setidaknya pengancaman kepada penumpang. Bahkan jika ga di kasih uang, gerombolan ini langsung memaki-maki. Si Sahid sempet jadi korban, ia memberi uang Rp 200,- dan di balikin kembali dgn misuh2. Kota apa ini Njik?? Meskipun akhirnya kami selamat dari bahaya yg lebih parah, tapi kami juga syok. Terhitung sudah 3 kali gerombolan dgn orasi dan cara yg sama selama menaiki satu bus ini. Glegg.

Itulah beberapa alasanku utk menyebut kota itu, yah meskipun masih banyak alasan yg lainnya.
Yah akhirnya pengambilan kartu dan tes di Gelora Bung Karno pun aku jalani, semoga saja hasilnya memuaskan. Dan setelah itu kita memutuskan untuk jalan2 ga jelas mengitari Jakarta, setidakny refreshing setelah mengalami tekanan batin. Dan singgahlah kami di Monas, menyaksikan pemandangan kota Jakarta dari puncak Monas meskipun harus menunggu selama lebih dari 1 jam untuk antre masuk. Perlu diingat, selama kamu tinggal di Jakarta, kamu akan merasa uang cepat habis dan waktu berlalu cepat, entah kenapa, mungkin juga karena kemacetan yg sangat memakan waktu.

Yups, itulah PR posting blog ku yg udah aku kerjakan. Masih banyak cerita pahit manis selama di Jakarta tapi semoga tulisan kali ini bisa mewakili semuanya. Sebagai bonus, aku tampilkan juga beberapa poto yg di ambil di ibu kota.







Anak hilang kesasar di Trans Jakarta













Emak, anakmu menginjakkan kaki di Jakarte.











Sebelum tes malah kemeja ketinggalan di kos, kemeja si Adi Broklak pun jadi korban.
















Lokasi tes di Gelora Bung Karno, mantap. (Update status).











Busway dari atas Blok M Square.














Antri yg melelahkan.. fuhh












Ojo suwe2 Njik, mengko timbilen lho mripate, hehe.












Dua pemuda Pati (Panji dan Sahid) saling berkumpul.
















Pendek ternyata monasnya, segitu doang.





















Dua pemuda Pati disatukan oleh tugu Monas.















Pemandangan Jakarta (Masjid Istiqlal dan Pertamina) dari Monas.








"Om kasiani kami om.."

Dari Abu Sampai Semarang

Intro:
Aku setuju dgn pendapat Raditya Dika pada salah satu twit nya kemarin tentang Bahaya Laten Twitter. Yaiyalah, sebagai orang yg punya profesi sama yaitu blogger, aku jadi makin jarang nulis sesuatu apapun itu di blog karena lebih sering dicritakan lewat akun twitter itu. Ahh, yasudahlah, mumpung dan mumpung aku ada sedikit waktu luang, aku mau ngepos sedikit di blog.
Djogja, 30 Oktober 2010
Hari ini aku persiapan mau ke Semarang untuk pengambilan kartu tes CPNS (Akhirnya niat kerja juga), dan ditemani oleh si penakluk pria, eh maksudnya penakluk wanita, Suluh, aku berangkat menaiki si Vega (ini motor, bukan orang). Tapi pagi ini suasananya berbeda. Gunung Merapi yg dari tgl 25 Oktober bergejolak, pada pagi ini meletus utk yg ke-3 kalinya. Dan hasilnya baru kali ini hujan abu sampai daerah rumahku, Mbantul. Bahkan sudah sampai Gunung Kidul dan Wates juga. Benar2 dahsayt efeknya. Tapi itu ga menghalangi langkah 2 lelaki sejati dan hmm Luh koe sejati ora? Baiklah kita tetap menuju Semarang.

Ekspresi Suluh saat hujan abu menurutmu apa:
a. Dia meloncat2 lalu menekuk lututnya dan mengangkat kedua tangannya tanda ingin menangkap abu yg dikira salju dari langit.
b. Langsung mengumpulkan abu dan di buatlah boneka salju dari abu.
c. Bersyukur dan kemudian mengambil semangkok abu untuk cuci piring yg kebetulan pas sabun piringnya habis.
Selama perjalanan menuju Semarang, keadaan Ringroad utara sampai jalan Magelanglah yg paling parah karena hujan abu tersebut. Sampai2 jarak pandang hanya sekitar 20 meter. Untuk itu aku sempat mengabadikan keadaan jalanan tersebut melalui jepretan kamera.



Alhasil, karena debu yg beterbangan dan sangat mengganggu hidung, mata, dan Superman yg sedang terbang maka bajuku yg sangat rapi dan didesain khusus untuk pengambilan kartu itupun menjadi kotor sekali. Celana kain ku udah kayak celana sehari2 Suluh, bukan maksudnya udah kayak habis perang. Kotor, dan seperti berlumpur. Bahkan saat aku memompa ban di bengkel, tukang pompa nya sampai bilang, “Mas, kecemplung di got mana? Kok itu kotorannya masih menempel (sambil menunjuk Suluh)”. Haha, Suluh lagi Suluh lagi..
3jam lebih pun berlalu dan akhirnya sampai juga di Kota Lumpia. Dan dengan air masjid pun aku bersihkan debu2 intan tadi yg membuat putih celana kainku. Sedangkan Suluh? Lihat saja, di menjilati bajunya untuk menghilngkan noda putih. Sori Luh, koe dadi korban blog ku kali ini. Meskipun sempat nyasar, muter2 bahkan Suluh sampai hampir di tendang pengendara motor gara2 nyebrang ga lihat jalan, akhirnya tempat pengambilan kartu pun ketetemu, Politeknik Ilmu Pelayaran.

Prosesi dan prosesi pun kita lakukan dan akhirnya kelar juga pengambilan kartu tersebut. Kami mampir di warung Pak X (Gatau namanya) untuk makan siang, sambil tanya2 alamat.

Seusai itu, kita langsung cabut utk kembali ke Jogja, karena tujuan kali ini memang hanya mengambil kartu tes aja, jadi ya ga ada rencana utk maen2 ke semarang dulu. Jadi ya pantat ini gempor segempor2nya, lha cuma istirahat sebentar doang. Dan tentu saja sesampai di Jogja (Ringroad) perang abu pun dimulai kembali. Tadinya baju udahh mendingan ga kotor, eh sekarang kena abu lagi. Apesnya lagi dari Jalan Magelang hujan udah turun, eh di ringroad ga hujan. Yasudahlah, pasukan bermantol tolol tetap melaju dengan mantol hujan alias jas hujan ditengah badai gurun disebuah kota.

Sesampai dikediaman Suluh:
Semua mata tertuju pada 2 anak jadi2an ini, berkostum mantol penuh dengan lumpur, sdangkan keadaan disekitar ga ada hujan dan badai udah reda. Bodoh amat, yg penting kita pake Masker jadi ga keliatan mukanya, haha.

Inilah kisah perjalanan 2 pengelana kentir yg aku sumpelkan di blog ini. Semoga kisah ini mampu mengobati kerinduan agan2 semua yg lama sudah tidak membaca blog ku. Kita nantikan lagi cerita tentang perjalanan tersebut yg mungkin akan berlanjut minggu depan nanti. Berharap juga semoga abu vulkanik dan musibah merapi segera cepat teratasi biar aman dan nyaman seperti Jogja dulu. Tentu saja semoga bahaya Laten Twitter akan segera berhenti supaya bisa sering2 lagi nulis di blog. Duh mripatku kilipen.. Oiya laten tu artinya apa ya? Asal jiplak aja tadi, hehe

Film Super Pendek

Salam Oktober..

Beberapa minggu ini, aku dan blog ku sedang mengalami masa2 gundah gulana. Aku yg udah jarang ngeblog, tema2 tampilan blog berganti2 karena belum menemukan tema yg klop, bahkan sampai pingin ganti domain ke wordpress.com. Ya mungkin jenuh juga dengan tampilan ini itu mulu, pingin suatu yg baru, sukur2 punya domain sendiri, kaptenireng.com. Argh, entahlah. Sekarang mah sedang belajar apa aja untuk mejadi Blog Kapten Ireng yg lebih baik. Mari kita amini. Aminn.

Dari pada jenuh lagi karena mikirin proses dam rencana sgala macam yg ga kunjung berhasil, mending aku ngeblog lagi aja ah. Sebenernya belum ada tema juga tentang posting selanjutnya, tapi kemarin aku iseng2 buka file2 video aneh ku, jadi kepikirin buat posting video disini, hehe.

Oiya sebelumnya aku juga sempat bikin acount ‘kaptenireng’ di YouTube buat melancarkan rencana ini. Dan alhasil, beberapa video aneh alias koplak karya ku berhasil terupload disana. Mumpung masih belum ada tema postingan baru, nih aku tampilin sekalian aja video2 keisenganku di Blog kebanggan kita ku ini. Semoga saja bisa sedikit menghibur kalian ya.

# Panji Film
Dibintangi oleh Panjik Tapen asal Pati, Baus alias Bagus, Helmi si Licin, dan aku juga duong.
Sebenarnya a sengaja bikin film super pendek ini, asal2an ngambil gambar, yaudahlah malah jadinya kayak gini. Ga jelas kan? Haha.




# Koplakman
Dibintangi oleh adik ku sendiri, si Yohan yang terobsesi jadi pahlawan.
Kalau ini mah emang niat bikin cerita koplak, judulnya ada Koplakman. Aku buat karena terobsesi film2 superhero jaman dulu, Ksatria Baja Hitam.. Emang koplak.




# Genk Kolplak Junior
Dibintangi oleh sepupu2 ku yg aku paksa untuk jadi artis, setidaknya artis di kampungnya.
Yang ini emang niat bikin trailer film koplak, namanya kan juga Genk Koplak Junior. Mungkin para Koplakers Senior bisa memberi contoh kepada Genk Koplak Junior ini bagaimana berakting yg baik. ^_^



Ada beberapa video lain sih yg belum terupload, tapi kali ini cukup itu dulu aja ya, karena videonya nyebut merek geto, haha. Hayoo siapa yg mau aku jadiin model film lagi??